PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL FRAGMENTED
A.
Pengertian
Pembelajaran Model Fragmented
Model Fragmented (terpisah) merupakan suatu pendekatan belajar
mengajar suatu mata pelajaran yang utuh tanpa mengaitkan dengan mata pelajaran
lain. Seperti sebuah periskop, memandang satu arah, fokus pada setiap mata
pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan makna/isi dan
keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya (Fogarty, 1991: 4).
Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum matapelajaran yang terpisah satu sama
lainnya (separated subject
curriculum) dimana mata pelajaran tersebut terpisah-pisah dan kurang
mempunyai keterkaitan dengan matapelajaran lainnya (Abdullah, 2007:142).
Pendekatan mata pelajaran bertitik tolak dari mata
pelajaran (subject matter) seperti Ilmu Bumi, Sejarah, Ekonomi, Ilmu
Biologi, Ilmu Kimia, Ilmu Alam, Ilmu Berhitung, Ilmu Aljabar, Menyanyi,
Menggambar, Olahraga, Pekerjaan Tangan, dan sebagainya. Oleh karena
masing-masing pelajaran berdiri sendiri dan tidak mempunyai hubungan maupun
kaitan satu dengan lainnya, maka setiap pelajaran cenderung menganggap dirinya
yang paling penting (Oemar Hamalik, 2013: 32).
Model fragmented ditandai oleh ciri
pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya, dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran
keterampilan berbahasa. Dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi
tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.
Model fragmented adalah susunan
kurikulum tradisional yang memisahkan berbagai macam disiplin ilmu. Secara khusus,
ada empat macam bidang akademis yang diberi nama Matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam, Bahasa dan Seni, Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu murni dan ilmu praktis
dalam hal ini seni digolongkan mata pelajaran lunak dibandingkan dengan
berbagai mata pelajaran yang bersifat keras. Ada berbagai macam disiplin ilmu
yang kita namai dengan ilmu kemanusaiaan. di dalam kurikulum standar, beragai
mata pelajaran tersebut diajarkan secara terpisah dan sama sekali tidak ada
usaha untuk menghubungkannya dan menggabungkannya pelajaran-pelajaran tersebut.
dan karena hal ini ada semacam hubungan tumpang tindih atara ilmu pengetahuan
fisika dan kimia dalam mata pelajaran IPA dan hubungan keduanya bersifat
implisit dan bukan secara eksplisit (jelas) sehingga perlu adanya pendekatan didalamnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa model fragmented menunjukkan pengintegrasian secara
implisit di dalam satu disiplin ilmu tertentu (intra disiplin). Di dalam
masing-masing disiplin ilmu itu memiliki bagian-bagian atau bidang-bidang ilmu
yang meurpakan satu keastuan dalam bidang ilmu tersebut. misalnya dalam
pembelejaran Bahasa Indonesia terdapat lima aspek yaitu: berbicara, menulis,
menyimak, membaca, dan apresiasi sastra. dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesia ini lima aspek tersebut dianjurkan secra menyeluruh sesuai dengan
kurikulum yang telah direncanakan. Untuk mata pelajaran IPA terdiri atas ilmu
kimia, fisika, dan biologi sedangkan mata pelajaran IPS terdri atas ilmu Geografi, sejarah dan ekonomi dan koperasi.
B.
Karakteristik
Pembelajaran Model Fragmented
Model fragmented merupakan pengaturan kurikulum tradisional yang menentukan
disiplin ilmu yang terpisah dan berbeda. Artinya model ini memisahkan antara
mana pelajaran yang satu dengan yang lain, baik wkatu, pelaksanaan pembelajaran
meskipun pelajaran tersebut masih dalam interdisplin ilmu kurikulum model fragmented
dsebut juga kurikulum mata pelajaran terpisah.
C.
Prinsip
Pembelajaran Model Fragmented
Prinsip suatu
pembelajaran akan berhubungan dengan aktivitas guru dalam menerapkan model
fragmented dalam pembelajaran. Sehingga disini akan diuraikan beberapa hal yang
harus dilakukan guru dalam menerapkan model fragmented yang diantaranya
adalah sebagai berikut.
1.
Mempelajari
elemen-elemen kurikulum dan standarnya.
2.
Memilih fokus
pada satu mata pelajaran (Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia).
3.
Membuat daftar
semua topik atau materi yang relevan dari masing-masing mata pelajaran.
4.
Menentukan
materi mana yang paling penting dan mana yang terakhir dalam suatu topik.
D.
Kegunaan
Pembelajaran Model Fragmented
Model fragmented ini akan berguna apabila diterapkan pada
Sekolah Dasar yang siswanya memiliki berbagai macam karakter yang berbeda
dengan berbagai macam bidang ilmu yang ada nantinya siswa akan didorong untuk
memilih jurusan yang paling mereka sukai. Dan model ini sangat bermanfaat pada
tingkat menengah atas dan universitas, dimana masing-masing siswa akan didorong
untuk menentukan dan mengkhususkan bidang keahlian yang emreka miliki melalui
serangkaian aktivitas seperti monitoring, pelatihan serta kerja sama belajar.
Selain itu model ini juga sangat bermanfaat untuk guru yang ingin
lebih spesifik dalam keahliannya di bidang ilmu tertentu dan mengembangkan
kurikulum yang ada dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, dengan
menggunakan model ini seorang guru dalam menyiapkan bahan ajar dapat
merumuskannya sesuai dengan bidang keahliannya dan dapat dengan mudah
menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
Adapun kegunaan lainnya adalah dapat menjaga keaslian dan kemurnian
suatu mata pelajaran karena bersifat terpisah, sehingga suatu mata pelajaran
tidak tercampuri dengan mata pelajaran lainnya.
E.
Langkah-Langkah
Pembelajaran Model Fragmented
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu model fragmented
mengikuti tahap-tahap pembelajaran yang sudah biasa, yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Oleh karena itu, sintaks model
pembelajaran ini bisa direduksi dari berbagai model pembelajaran. Dengan
demikian, sintaks pembelajaran terpadu bersifat fleksibel dan luwes. Karena
dalam pembelajaran terpadu, sintaksnya dapat diakomodasi dari berbagai model
pembelajaran.
1. Tahap Perencanaan
a.
Memilih kajian
materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang akan dipadukan.
b.
Merumuskan indikator
hasil belajar.
c.
Menentukan
langkah-langkah pembelajaran.
2.
Tahap
Pelaksanaan
3.
Tahap Evaluasi
Sementara itu, menurut Prabowo dalam Trianto, langkah-langkah
pembelajaran terpadu model Keterhubungan (connected) dan model penggalan
(Fragmented) adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
a.
Menentukan kompetensi
dasar.
b.
Menentukan indikator
menentukan tujuan pembelajaran.
2.
Langkah-Langkah
yang Ditempuh Guru
a.
Menyampaikan
konsep pendukung yang harus dikuasai peserta didik. (materi prasyarat).
b.
Menyampaikan
konsep-konsep yang hendak dikuasai peserta didik.
c.
Menyampaikan
keterampilan proses yang dapat dikembangkan.
d.
Menyampaikan
alat dan bahan yang akan digunakan/dibutuhkan.
e.
Menyampaikan
pertanyaan kunci.
3.
Tahap
Pelaksanaan
a.
Pengelolaan
kelas dengan membangi kelas kedalam beberapa kelompok.
b.
Kegiatan
proses.
c.
Kegiatan
pencatatan data.
d.
Diskusi secara
klasikal.
4.
Tahap Evaluasi
a.
Evaluasi Proses
1)
Ketepatan hasil
pengamatan.
2)
Ketepatan dalam
menyusun alat dan bahan.
3)
Ketepatan
peserta didik saat menganalisis data.
b.
Evaluasi Produk
Penguasaan
peserta didik terhadap konsep-konsep/materi sesuai dengan tujuan pembelajaran
khusus yang telah ditetapkan.
c.
Evaluasi
Psikomotor
Kemampuan
penguasaan peserta didik terhadap penggunaan alat ukur.
F.
Contoh
Implementasi Pembelajaran Model Fragmented
Adapun aplikasi yang diterapkan seorang guru pada model
pembelajaran fragmented antara lain sebagai berikut.
1. Seorang guru Bahasa akan menugaskan muridnya untuk menonoton berita
sebagai pekerjaan rumah. Lalu murid akan lebih mengenal alur dari berita
tersebut dan berkonsentrasi dengan baik pada saat mendengarkan berita tersebut.
2.
Guru Matematika
akan melakukan permulaan pembelajaran dengan teorema-teorema agar murid dapat
menguasai suatu bab dengan baik.
3. Guru IPS akan mendaftarkan topik-topik terkini yang terjadi pada
masyarakat yang akan membantu siswa dalam penelitiannya.
Seorang
guru IPA akan menugaskan siswa untuk membaca sistem periodik unsur pada satu
minggu agar siswa dapat menggali lebih dalam pada bab ini.
G.
Kelebihan dan
Kekurangan Pembelajaran Model Fragmented
1.
Kelebihan
Pembelajaran Model Fragmented
Keuntungan yang diperoleh dalam pelaksanaan
kurikulum model ini adalah esensi dari masing-masing ilmu dapat disampaikan
secara murni. Selain itu, guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang
keahliannya (Fogarty, 1991: 5).
Oleh karenanya, guru mudah menentukan ruang
lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran. Selain keuntungan
di atas, kurikulum model fragmented atau kurikulum separated subject juga
memiliki keuntungan-keuntungan yang lainnya diantara lain adalah sebagai
berikut.
a.
Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis
dan sistematis. Tiap mata pelajaran mengandung sistematik tertentu.
Berhitung dimulai dengan bilangan-bilangan yang kecil kemudian meningkat
pada bilangan-bilanganyang besar. Ilmu pasti mulai dengan pengertian-pengertian
dasar, kemudian diberikan bentuk-bentuk yang lebih kompleks.
b.
Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah,
direncanakan, dan dilaksanakan. Dari segala macam kurikulum, kurikulum inilah
yang paling mudah disusun, direorganisasi, ditambah, atau dikurangi. Hal ini
dikarenakan perubahan satu mata pelajaran tidak berpengaruh pada mata
pelajaran lainnya.
c.
Kurikulum ini mudah dinilai. Kurikulum ini
bertujuan untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan, pengertian, dan
kecakapan-kecakapan tertentu yang mudah dinilai dengan ujian atau tes.
Adakalanya bahan pelajaran ditentukan dengan menetapkan buku-buku pelajaran
yang harus dikuasai untuk suatu daerah, bahkan untuk seluruh negara, sehingga
dapat diadakan ujian umum yang uniform di seluruh negara.
d.
Kurikulum ini juga dipakai di perguruan tinggi.
Jenjang pendidikan rendah biasanya dianggap sebagai persiapan untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan diatasnya. Jenjang pendidikan tertinggi adalah perguruan
tinggi. Boleh dikatakan pada saat ini setiap perguruan tinggi menggunakan
organisasi kurikulum yang bersifat matapelajaran yang terpisah-pisah. Oleh
karenanya, jenjang-jenjang pendidikan di bawahnya cenderung mempunyai organisasi
kurikulum yang sama.
e.
Kurikulum ini telah dipakai berabad-abad
lamanya dan sudah menjadi tradisi. Oleh karenanya sudah mengakar dan mendarah
daging, sukar apabila menerima perubahan dalam organisasi kurikulum yang telah bertahan
begitu lama.
f.
Kurikulum ini lebih memudahkan guru. Oleh
karena sistem perkuliahan di perguruan tinggi menggunakan kurikulum ini, maka
guru cenderung nyaman apabila mengajar ilmu pengetahuan yang sudah dikuasai
sebelumnya.
g.
Kurikulum ini mudah diubah. Segala perubahan
atau perbaikan kurikulum kita hingga saat ini senantiasa didasarkan pada
organisasi berbentuk subject. Perubahan kurikulum dicapai dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah, isi, atau jenis mata pelajaran sesuai dengan
permintaan zaman.
h.
Organisasi kurikulum yang sistematis seperti
yang dimiliki oleh subject curriculum esential untuk menafsirkan
pengalaman. Organisasi ini menghemat waktu dan tenaga (Nasution, 2003: 181).
Berdasarkan uraian di atas, model fragmented
menjaga agar suatu mata pelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya tidak
tercampuri dengan mata pelajaran yang lainnya. Oleh karena itu model ini
menyiapkan seorang guru yang betul-betul pakar atau ahli di bidang mata pelajaran
yang ia ajarkan dan mampu mengajarkan, menggali, dan memahami materi tersebut
secara luas dan mendalam. Keuntungan di atas juga memberi pengaruh besar
sehingga model kurikulum ini banyak digunakan dan bertahan dalam waktu yang
sangat lama.
2.
Kekurangan
Pembelajaran Model Fragmented
Meskipun kurikulum ini umum digunakan dimanapun
serta telah bertahan bertahun-tahun, namun adapula kelemahan yang
menyebabkan kerugian dalam penggunaan model kurikulum ini dilihat dari
segi pendidikan modern.
Kekurangan yang sangat menonjol dalam model ini
tidak adanya penjelasan dalam keterkaitan konsep antar mata pelajaran
karena masing-masing mata pelajaran seolah-olah terpisah satu sama lain. Selain
itu, menyisakan beban kepada peserta didik untuk mengerahkan sumber daya mereka
sendiri dalam hal membuat koneksi dan mengintegrasikan konsep serupa (Fogarty,
1991: 6). Oleh karena itu, seakan terjadi konsep ganda dalam pembahasan konsep
yang sama dilihat dari dua mata pelajaran.
Keterangan di atas selaras dengan pendapat
Nasution (2003: 185), bahwa kurikulum model fragmented atau separate-subject memiliki beberapa
kelemahan. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas,
yang tidak berhubungan satu sama lain. Hal ini bertentangan dengan situasi
kehidupan nyata yang saling berhubungan satu sama lain.
2.
Kurikulum ini tidak memperhatikan
masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari.
Dalam praktiknya, kurikulum ini bertujuan menyampaikan sejumlah pengetahuan
yang terdapat dalam buku-buku pelajaran yang ditentukan. Seringkali bahan
pelajaran itu tidak ada hubungannya dengan masalah-masalah yang dihadapi
anak-anak dalam kehidupannya.
3.
Kurikulum ini menyampaikan pengalaman umat
manusia yang lampau dalam bentuk yang sistematis dan logis. Perkembangan zaman
menuntut adanya perkembangan ilmu pengetahuan.
4.
Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas.
Kurikulum ini mengabaikan atau kurang memperhatikan pertumbuhan jasmaniah,
perkembangan sosial, dan emosional karena memusatkan tujuannya pada
perkembangan intelektual dengan kurang memperhatikan situasi-situasi nyata yang
dihadapi anak didik dalam kehidupan.
5.
Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan
berpikir. Kurikulum ini mengutamakan penguasaan pengetahuan dengan jalan
ulangan dan hafalan, serta kurang mengajak anak untuk berpikir sendiri.
Kurikulum
ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman. Bahan pelajaran dalam
kurikulum ini terutama didasarkan pada pengetahuan yang tercantum dalam buku.
Adakalanya buku yang digunakan dari tahun ketahun tidak ada perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar