MODEL
SEQUENCED
A.
Pengertian
Model Sequenced
Kata
sequenced dalam Bahasa Indonesia,
berarti: (1) urutan, (2) rangkaian, atau (3) rentetan, sehingga model sequenced dapat diartikan sebagai model
urutan/rangkaian. Sequenced adalah susunan bahan ajar yang terdiri atas
topik/subtopik dan di dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang
relevan dengan tujuan. Model sequenced merupakan model pemaduan topik antar dua disiplin ilmu
atau mata pelajaran yang dapat diurutkan secara bertahap, sehingga isi materi
pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Model sequenced diibaratkan seperti sebuah
kacamata yang berarti konten internal yang berkaitan. Lensa menggambarkan dua
materi pelajaran yang diajarkan secara paralel, di mana isi materi pelajaran
tersebut telah diurutkan terlebih dahulu. Mata pelajaran yang terpisah ini
dibingkai oleh konsep yang berkaitan. Dengan demikian, dua
atau lebih guru dapat saling menyusun urutan konsep pelajaran yang akan
diajarkan, kemudian memadukan dengan urutan konsep yang telah dibuat oleh guru
yang lain terhadap pelajaran yang diajarkannya.
Dengan
artikulasi yang terbatas lintas/antar disiplin ilmu, guru dapat mengatur ulang
urutan topik, sehingga topik-topik yang mirip atau memiliki keterkaitan dapat
bersinggungan satu sama lain, materi dapat disajikan secara utuh dan pembelajaran
dapat menyeluruh. Dengan mengurutkan topik yang akan diajarkan, kegiatan
masing-masing disiplin ilmu ini dapat saling meningkatkan satu sama lain. Pada
intinya, satu subjek mengusung yang lainnya begitupun sebaliknya. Dengan dibuat suatu urutan yang saling bersinggungan antara satu pelajaran
dengan pelajaran yang lain akan membantu siswa lebih mudah menerima, memahami,
menyimpan, memproduksi serta menghayati makna yang
terkandung dalam dua mata pelajaran tersebut.
Pendapat dari
John Adams mengenai model sequenced, ia
pernah berkata "Buku pelajaran bukan pedoman satu-satunya dalam
melaksanakan proses pembelajaran, akan tetapi proses pembelajaran saat ini guru
lebih sering mengikuti format dan tata letak teks pada buku pelajaran.”
Pendapat dari John bahwa, pembelajaran akan lebih masuk akal dan bermakna bagi
siswa apabila guru mengatur urutan konsep - konsep yang berkaitan dalam mata
pelajaran yang berbeda.
Sumber lain menyebutkan model sequenced adalah model pembelajaran
terpadu yang menekankan pada urutan karena adanya persamaan-persamaan konsep,
walaupun mata pelajarannya berbeda. Dalam hal ini model sequenced membelajarkan beberapa konsep yang hampir sama diajarkan
secara bersamaan, sementara salah satu konsep tersebut tetap diajarkan secara
terpisah. Hal itu dilakukan dengan cara mengatur ulang beberapa topik dan
diurutkan agar dapat serupa satu sama lain.
Guru dan partner mencoba untuk menyamakan isi
kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang
belajar dari keduanya. Pada model ini kedua disiplin tetap murni. Penekanan
khusus tetap pada domain bidang studi, tetapi siswa mendapat keuntungan dari
isi yang terkait. Misalnya, seorang guru membahas tentang novel berlatar
belakang sejarah perjuangan yang menggambarkan suatu masa di zaman lampau,
sementara itu guru pun mengajarkan masa perjuangan yang sama di zaman lampau
yang dibahas sebelumnya. Dalam hal ini
dapat disimpulkan konsep-konsep yang sama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
dengan mata pelajaran Sejarah diajarkan secara bersamaan, meskipun keduanya termasuk
mata pelajaran yang berbeda.
B.
Karakteristik
Model Sequenced
Berikut
ini merupakan karakteristik model sequenced,
di antaranya:
1. Berpusat
pada siswa. Siswa lebih mudah memahami konsep karena adanya mata pelajaran yang
saling berkaitan;
2. Konsep
dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu proses pembelajaran;
3. Guru
bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan konsep-konsep
yang sama, yang akan diajarkan kepada siswa.
C.
Manfaat
Model Sequenced
Model
sequenced memiliki manfaat di antaranya
sebagai berikut.
1. Bagi
Guru
a. Dengan
mengatur urutan topik, bab dan unit, guru dapat membuat prioritas kurikuler,
tidak sekedar mengikuti urutan yang sudah dibuat dalam buku teks;
b. Dengan
pembelajaran model sequenced ini guru
dapat membuat keputusan penting tentang konten dari sudut pandang yang
disengaja terkait dengan topik disiplin membantu mereka memahami konsep di kedua
bidang konten.
2. Bagi
siswa
a. Siswa
melihat guru di mata pelajaran yang berbeda, isi mata pelajaran yang berbeda,
dalam waktu yang berbeda guru membuat poin (topik, bab, unit) maka siswa dapat
memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih bermakna;
b. Selain
itu dari pengurutan yang disengaja mengenai topik-topik yang terkait dari
disiplin-disiplin ilmu membantu mereka membuat pemahaman. Dengan diintegrasikan
model sequenced membantu transfer
belajar siswa.
D.
Langkah-langkah
Model Sequenced
Untuk mengaplikasikan model sequenced pada proses pembelajaran di sekolah, langkah-langkah
pengembangan dapat dilakukan sebagai berikut.
1.
Menganalisis isi kurikulum;
2.
Think Back (Re-design): Memilih dua mata pelajaran sejenis
dan mengurutkan topik atau konsep dari masing-masing mata pelajaran dengan
periode waktu yang sejajar;
3.
Think Ahead (Design): Memikirkan urutan yang logis dari kedua
mata pelajaran dan menempatkan ke dalam urutan yang tepat;
4.
Think Again (Refine): Mendesain atau meredesain unit, topik,
atau konsep dari kedua mata pelajaran yang secara logis dapat diajarkan dengan
periode waktu yang sejajar.
E.
Kelebihan
dan Kekurangan Model Sequenced
1. Kelebihan
Model Sequenced
Melalui
penataan ulang urutan topik, bab, dan unit guru dapat menetapkan prioritas
kurikuler, ini lebih baik daripada harus mengikuti urutan yang diterapkan oleh
reduksi buku teks. Dengan cara ini, guru dapat membuat keputusan penting
mengenai isi materi pelajaran yang akan diajarkan.
Dari
sudut pandang siswa, pengurutan yang disengaja pada topik yang berhubungan
antar disiplin ilmu dapat membantu siswa memahami pikiran mereka baik pada
subjek maupun konten. Pengintegrasian dapat membantu transfer ilmu. Ketika
siswa melihat guru pada area konten yang berbeda, ruangan yang berbeda, periode
yang berbeda, membuat pokok-pokok yang sama, maka siswa dapat memperkuat
pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih bermakna.
2. Kekurangan
Model Sequenced
Kekurangan dari model sequenced adalah diperlukan kompromi
untuk membentuk model. Guru harus mengalah pada otonomi dalam membuat urutan
kurikulum karena guru bermitra dengan yang lain, artinya guru tidak boleh
menang sendiri atau mementingkan diri sendiri namun guru harus banyak mengalah
karena dalam penggunaan model ini melibatkan dua guru yang bermitra. Untuk
urutan yang sesuai dengan kejadian-kejadian yang terakhir membutuhkan kerjasama
yang berkelanjutan dan fleksibelitas yang tinggi dari semua orang yang area
kontennya terlibat. Hal ini tidak semudah kedengarannya. Namun, dalam waktu
yang sangat singkat, bahkan dengan hanya satu waktu, mitra guru dapat dengan
mudah melakukan beberapa penataan ulang dan pengurutan sebagi langkah awal.
Jika usaha pertama ini dalam menghubungkan dua topik berhasil, maka dua guru
dapat mencoba mengurutkan lebih banyak topik pengajaran paralel.
F.
Implementasi
Model Sequenced
Model sequenced diterapkan pada tahap awal
proses integrasi, menggunakan dua bidang disiplin ilmu yang mudah dikaitkan
satu sama lain. Hal ini dimulai dari membuat daftar isi kurikuler secara
terpisah. Kemudian, mencoba memadukan potongan-potongan konten yang terpisah
menjadi kesatuan atau urutan beberapa topik yang saling bersinggungan. Guru
mencoba menyamakan konten yang berbeda untuk membuat lebih masuk akal bagi
siswa yang belajar pada kedua bidang disiplin ilmu tersebut. Dalam model ini,
kedua disiplin ilmu tetap murni. Penekanan khusus masih dalam domain materi
pelajaran, tetapi siswa mendapatkan manfaat dari konten yang terkait.
BAGAN
SEQUENCED
Misalkan topik
yang akan dipilih adalah dalam pembelajaran Fisika dan Biologi. Urutan-urutannya
sebagai berikut.
Dari urutan
tersebut terlihat adanya keterkaitan antara pembahasan satu sama lain. Ketika
membahas mengenai sifat-sifat cahaya kita dapat mengaitkan dengan bagian-bagian
mata yang dapat menerima cahaya dan ketika membahas mengenai pembentukan
bayangan pada pembahasan cahaya kita dapat mengaitkannya dengan bagaimana
proses melihat manusia.
Selain itu, topik lain yang dipilih adalah mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Urutan-urutannya sebagai berikut.
Sedangkan, dari
urutan tersebut terlihat adanya keterkaitan antara topik di mata pelajaran IPA
dan Bahasa Indonesia. Ketika membahas mengenai ekosistem darat kita dapat membelajarkan
ekosistem darat yang disajikan melalui cerita pendek, misalnya di dalam cerita
pendek tersebut terdapat beberapa hewan. Selanjutnya dibahas mengenai ciri-ciri
hewan yang terdapat dalam cerita pendek tersebut. Kemudian, menganalisis unsur
intrinsik dari suatu cerita pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar